Senin, 13 Desember 2010

BENCANA TAHUN 2010 INDENTIK DG ANGKA 26, APAKAH MAKSUDNYA.??

Firman Allah swt :
اَّم َكَباَصَأ ْنِم
ٍةَنَسَح َنِمَف ِهّللا اَمَو
َكَباَصَأ نِم ٍةَئِّيَس
نِمَف َكِسْفَّن
Artinya : “Apa saja
nikmat yang kamu
peroleh adalah dari Allah,
dan apa saja bencana
yang menimpamu, maka
dari (kesalahan) dirimu
sendiri. ” (QS. An Nisaa :
79)
Ibnu Katsir mengatakan
bahwa makna “Apa saja
nikmat yang kamu
peroleh adalah dari
Allah ” adalah dari
karunia dan kasih sayang
Allah swt. Sedangkan
makna “dan apa saja
bencana yang
menimpamu, maka dari
(kesalahan) dirimu
sendiri. ” Berarti dari
dirimu sendiri dan dari
perbuatanmu sendiri,
sebagaimana firman-
Nya :
اَمَو مُكَباَصَأ نِّم
ٍةَبيِصُّم اَمِبَف
ْتَبَسَك مُكيِدْيَأ
ْ وُفْعَيَو نَع ٍريِثَك
“ Dan apa saja musibah
yang menimpa kamu
maka adalah disebabkan
oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah
memaafkan sebagian
besar (dari kesalahan-
kesalahanmu).” (QS. Asy
Syura : 30)
As Suddiy, Hasan al
Bashri, Ibnu Juraih dan
Ibnu Zaid mengatakan
bahwa makna “maka dari
dirimu sendiri” adalah
karena dosamu. Qatadah
mengatakan bahwa
makna ” “Apa saja nikmat
yang kamu peroleh
adalah dari Allah, dan
apa saja bencana yang
menimpamu, Maka dari
(kesalahan) dirimu
sendiri. ” Adalah akibat
dosamu wahai anak
Adam.
Didalam sebuah hadits
disebutkan, ”Demi yang
jiwaku berada ditangan-
Nya, tidaklah seorang
mukmin ditimpa
kegalauan, kesedihan,
kepayahan bahkan duri
yang menancap padanya
kecuali dengannya Allah
akan menghapuskan
kesalahan-
kesalahannya. ” (Tafsir al
Qur’an al Azhim juz II hal
363)
Sedangkan bala atau
cobaan maupun ujian
juga telah disebutkan
didalam Al Qur ’an
diantaranya firman Allah
swt :
كوُلْبَنَومُ ِّرَّشلاِب
رْيَخْلاَوِ ًةَنْتِف
َنْيَلِإَوا نوُعَجْرُت َ
Artinya : “Kami akan
menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya). dan
hanya kepada Kamilah
kamu dikembalikan. ” (QS.
Al Anbiya : 35)
Cobaan atau ujian yang
menimpa setiap orang
dan ia ini isa berupa
keburukan atau
kebaikan, kesenagan
atau kesengsaraan,
sebagaimana disebutkan
pula didalam firman-Nya
yang lain :
“ Dan kami coba mereka
dengan (nikmat) yang
baik-baik dan (bencana)
yang buruk-buruk. ” (QS.
Al A’raf : 168)
Ibnu Katsir mengatakan
bahwa makna “Kami
akan menguji kamu
dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan
(yang sebenar-benarnya )”
adalah terkadang Kami
menguji dengan berbagai
musibah dan terkadang
dengan berbagai
kenikmatan agar kami
mengetahui orang-orang
yang bersyukur dari
orang-orang yang kafir,
orang-orang yang
bersabar dari orang-
orang yang berpuus asa
sebagaimana perkataan
Ali bin Thalhah dari Ibnu
Abbas bahwa makna
“ Dan Kami menguji
kalian” dia mengatakan
Kami menguji kalian
dengan keburukan dan
kebaikan sebagai fitnah
(cobaan), dengan
kesulitan dan
kelapangan, kesehatan
dan rasa sakit, kekayaan
dan kemiskinan, halal dan
haram, ketaatan dan
kemaksiatan, petunjuk
dan kesesatan …
sedangkan firman-Nya
yang berarti “dan hanya
kepada Kamilah kamu
dikembalikan ” adalah
Kami akan memberikan
ganjaran (balasan) atas
amal kamu. (Tafsir al
Qur ’an al Azhim juz V hal
342)
Cobaan atau ujian ini
juga terkadang
disesuaikan dengan kadar
dan kualitas keimanan
seseorang serta sebagai
sarana untuk
menambahkan pahala
orang yang terkena ujian
ini, karena itu didalam
hadits yang diriwayatkan
oleh Bukhori disebutkan
bahwa orang yang paling
berat ujiannya adalah
para nabi.
Syeikh Al Mubarokhfuriy
mengatakan bahwa
mereka (para nabi) yang
paling berat ujian dan
cobaannya karena
mereka adalah orang-
orang yang merasakan
kelezatan semua cobaan
itu sebagaimana
kebanyakan orang
merasakan lezat semua
kenikmatan. Karena
apabila para nabi tidak
diuji maka keimanan
kepada Allah yang ada
didalam diri mereka
hanya akan menjadi
khayalan dan
melemahkan umat
didalam kesabarannya
menghadapi suatu
cobaan. Hal itu juga
dikarenakan orang yang
paling berat cobaan
adalah yang paling kuat
ketaatannya dan paling
kuat didalam
mengembalikan segala
urusannya kepada Allah
swt. (Tuhfatul Ahwadzi
juz VI hal 185)
Cobaan atau ujian ini bisa
juga disebabkan karena
kesalahan atau dosa yang
dilakukan seseorang,
seperti dosa seseorang
yang meninggalkan jihad
dikarenakan para wanita-
wanitanya, sebagaimana
firman Allah swt :
مُهْنِمَو نَّم ُلوُقَي نَذْئا
يِّل َالَو يِّنِتْفَت
َالَأ يِف ةَنْتِفْلا
ِ ْاوُطَقَس
Artinya : “Di antara
mereka ada orang yang
berkata: "Berilah saya
keizinan (tidak pergi
berperang) dan janganlah
kamu menjadikan saya
terjerumus dalam
fitnah." (QS. At Taubah :
49)
Sesungguhnya ujian
ataupun cobaan yang
ditimpakan kepada orang
itu adalah ketika orang
itu mengatakan
pemohonan izinnya
kepada Rasulullah saw
disebabkan kelemahan
iman mereka untuk ikut
berperang di jalan Allah
melawan pasukan
Romawi dengan mencari-
cari alasan kecantikan
para wanita Romawi yang
bisa membuat mereka
tidak tahan dan akan
mempengaruhi jihad
mereka.
Dengan demikian bisa
difahami bahwa cobaan
atau ujian adalah lebih
luas atau lebih umum
daripada musibah.
Dikarenakan tidaklah
disebut musibah kecuali
untuk sesuatu yang tidak
menyenangkan bagi
seorang yang
mendapatkannya
sementara ujian atau
cobaan bisa berupa
kesenangan atau
kesengsaraan. Dan
terkadang efek dari bala’
ini lebih berat daripada
musibah. Orang
terkadang sanggup
bertahan didalam
keimanan saat
mendapatkan kesulitan
akan tetapi hilang
imannya tatkala
mendapatkan
kesenangan.
Dan apapun yang
diterima seorang muslim
baik ia berupa ujian
maupun cobaan baik
berupa kesenangan
ataupun kesengsaraan,
kelapangan atau
kesempitan, kekayaan
atau kemiskinan maka
semuanya adalah baik
baginya karena mereka
adalah orang-orang yang
bersyukur ketika dirimpa
kesenangan dan bersabar
ketika ditimpa
kesengsaraan.
Dan tidaklah suatu
musibah atau ujian itu
ditimpakan kepada
seorang mukmin kecuali
adalah sebagai pembersih
dosa dan kesalahannya di
dunia sehingga tidak ada
lagi baginya siksa atas
dosa itu di akhrat,
sebagaimana yang
diriwayatkan oleh
Tirmidzi disebutkan
bahwa Rasulullah saw
bersabda, ”Tidaklah
seorang mukmin atau
mukminah yang ditimpa
suatu bala ’ (cobaan)
sehingga ia berjalan di
bumi tanpa membawa
kesalahan. ”
Sementara musibah atau
ujian yang diberikan
kepada orang-orang kafir
adalah bagian dari adzab
Allah kepada mereka di
dunia sementara adzab
yang lebih besar telah
menantinya di akherat,
sebagaimana firman-
Nya :
قيِذُنَلَوْمُهَّنَ َنِم
ِباَذَعْلا ىَنْدَأْلا َنوُد
ِباَذَعْلا رَبْكَأْلا
ِ مُهَّلَعَلْ نوُعِجْرَي َ
Artinya : “Dan
Sesungguhnya kami
merasakan kepada
mereka sebahagian azab
yang dekat (di dunia)
sebelum azab yang lebih
besar (di akhirat),
Mudah-mudahan mereka
kembali (ke jalan yang
benar). ” (QS. As Sajdah :
21)
“ Itulah orang-orang yang
tidak memperoleh di
akhirat, kecuali neraka
dan lenyaplah di akhirat
itu apa yang telah
mereka usahakan di
dunia dan sia-sialah apa
yang Telah mereka
kerjakan. (QS. Huud : 16)
Didalam sebuah hadis
yang diriwayatkan dari
Anas bin Malik bahwa
Rasulullah saw
bersabda,”Sesungguhnya
Allah tidaklah menzhalimi
seorang mukmin,
diberikan kepadanya
kebaikan di dunia dan
disediakan baginya
pahala di akherat.
Adapun orang yang kafir
maka ia memakan
dengan kebaikan-
kebaikan yang
dilakukannya di dunia
sehingga ketika dia
kembali ke akherat maka
tidak ada lagi satu
kebaikan pun sebagai
ganjaran baginya. “ (HR.
Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar