Jumat, 24 Desember 2010

MUNGKINKAH ALLOH AMPUNI DOSAKU YG SANGAT BESAR.??

Ada pun yang
dipahami dari ajaran
Islam adalah, bahwa Allah
ta ’ala mengampuni
seluruh dosa yang telah
dilakukan oleh yang
bertobat kepada-Nya.
Jika Allah ta ’ala
menerima tobat dari
orang yang kafir, maka
itu artinya bahwa
kekufuran orang itu telah
hilang darinya dengan
datangnya Islam,
sehingga kekufurannya
diampuni dengan
keislamannya. Karena,
Islam memutus apa yang
sebelumnya. Ini
sebagaimana dikatakan
hadits. Dan juga karena
Allahta ’ala telah
berfirman di dalam surah
al-Anfal ayat (38),
“ Katakanlah kepada
orang-orang yang kafir
itu, ‘Jika mereka berhenti
(dari kekafirannya),
niscaya Allah akan
mengampuni mereka
tentang dosa-dosa
mereka yang sudah lalu .”
Artinya, jika mereka
berhenti dari
kekufurannya, dan masuk
kedalam Islam dengan
sesungguhnya, niscaya
Allah akan mengampuni
dosa-dosa mereka yang
sudah lalu sebelum
mereka masuk Islam.
Akan tetapi setelah itu,
dosa-dosa besar dan
dosa-dosa kecil yang
dilakukan seorang
manusia dan belum
ditobati hingga
meninggalnya, tetap
tersisa. Tidak diragukan,
bahwa rahmat Allah
ta’ala mengampuni
semua dosa orang yang
dikehendaki-Nya, kecuali
syirik. Karena, Allah
ta ’ala telah berfirman,
“Sesungguhnya Allah
tidak mengampuni dosa
mempersektukan
(sesuatu) dengan Dia, dan
Dia mengampuni dosa
selain syirik itu bagi siapa
yang dikehendaki-
Nya .” (QS Al-Maidah:
116)
Diriwayatkan bahwa Nabi
saw membaca firman
Allah ta ’ala yang
berbunyi, “Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-
dosa semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah
yang Maha Pengampun
lagi Maha
Penyayang. ” (QS. Az-
Zumar: 53)
Lalu seorang laki-laki
bertanya kepada
Rasulullah saw, “Ya
Rasulullah, juga termasuk
dosa-dosa syirik ?” maka
turunlah ayat yang
berbunyi, “Sesungguhnya
Allah tidak mengampuni
dosa mempersektukan
(sesuatu) dengan Dia, dan
Dia mengampuni dosa
selain syirik itu bagi siapa
yang dikehendaki-
Nya .” (QS Al-Maidah:
116)
Imam Al-Qurthubi
mengatakan tentang
ayat di atas, “Ayat ini
menjelaskan bahwa nasib
seluruh pelaku dosa
berada di tangan
kehendak Allah ta ’ala:
Jika Dia berkehendak
mengampuni maka Dia
ampuni dosanya, dan jika
Dia berkehendak
menyiksanya maka Dia
siksa atas dosanya itu,
selama dosa besar itu
bukan perbuatan syirik
kepada Allah ta ’ala. Allah
ta’ala mengampuni dosa-
dosa kecil dengan usaha
seorang hamba menjauhi
dosa-dosa besar, dan
melaksanakan kewajiban.
Karena, Rasulullah telah
bersabda di dalam sebuah
hadits sahih, “Salat lima
waktu dari waktu jumat
ke jumat yang lain, dari
Ramadhan ke Ramadhan
yang lain, adalah
penghapus dosa-dosa di
antara keduanya, selama
seseorang tidak
melakukan dosa-dosa
besar. ” Sebagian ulama
mengatakan,
sesungguhnya Allah ta’ala
telah menerangkan hal
ini di dalam firman-Nya,
“ Jika kamu menjauhi
dosa-dosa besar di antara
dosa-dosa yang dilarang
kamu mengerjakannya,
niscaya Kami hapus
kesalahan-kesalahanmu
(dosa-dosa kecilmu). ” (QS
An-Nisa: 31)
Allah ta ’ala hendak
menghapus dosa-dosa
kecil orang yang
menjauhi dosa-dosa
besar, namun tidak
mengampuni dosa-dosa
kecil orang yang
melakukan dosa-dosa
besar.
Para ulama mengatakan
bahwa di dalam
pandangan Ahlusunah
dosa-dosa besar akan di
ampuni oleh Allah ta’ala
bagi orang yang
meninggalkannya dan
bertobat darinya sebelum
meninggal. Namun, bisa
saja Allah mengampuni
seorang Muslim yang
mati dalam keadaan
membawa dosa besar.
Karena, setelah Allah
mengatakan bahwa Dia
tidak akan mengampuni
dosa menyekutukan
sesuatu dengan-Nya
(syirik), Allah ta ’ala
berkata, “Dan Dia
mengampuni segala dosa
yang selain dari
syirik. ” (QS. An-Nisa: 48)
adapun maksud dari ayat
ini adalah orang yang
mati dalam keadaan
membawa dosa. Karena,
jika yang dimaksud oleh
ayat ini adalah bagi
orang yang bertobat
sebalum mati, maka tidak
ada bedanya antara dosa
syirik dengan dosa-dosa
lainnya. Karena, orang
yang bertobat dari dosa
menyekutukan Allah akan
di ampuni dengan
keislaman dan
keimanannya.
Para mufassir
menyebutkan bahwa
tidak ada yang kekal di
dalam neraka kecuali
orang yang kafir. Adapun
orang Muslim yang
berdosa, jika dia mati
dalam keadaan tidak
bertobat maka Allah
ta ’ala akan menyiksanya
di dalam neraka untuk
sementara, dan kemudian
mengeluarkannya dengan
rahmat-Nya.
Adh-Dhihak
meriwayatkan bahwa
seorang Arab tua datang
kepada nabi saw dan
berkata, “Ya Rasulullah,
aku orang tua yang
disibukkan dengan dosa
dan kesalahan, namun
aku tidak pernah
menyekutukan sesuatu
dengan Allah sejak aku
mengenal-Nya dan
beriman kepada-Nya.
Lalu bagaimana
keadaanku di sisi Allah?”
maka Allah ta’ala
menurunkan ayat yang
berbunyi, “Sesungguhnya
Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik,
dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain
dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-
Nya .” (Qs An-Nisa: 48)
Selanjutnya, kita perlu
ketahui bahwa sebagian
dosa besar lebih besar
dosanya dari sebagian
dosa besar yang lain,
sesuai dengan
kebanyakan bahaya yang
dimiliki masing-
masingnya. Hal ini
sebagaimana disebutkan
oleh al-Qurthubi di dalam
kitab tafsirnya. Dosa
syirik adalah yang paling
besar dibandingkan
seluruh dosa besar. Dosa
syirik inilah yang tidak
akan diampuni oleh Allah
ta ’ala dengan nas Al-
Qur’an al-Karim yang
berbunyi, “Dan rahmat-
Ku meliputi segala
sesuatu . ” (QS Al-A’raf:
156)
Dosa besar selanjutnya
adalah berputus asa dari
rahmat Allah ta ’ala. Allah
ta’ala berfirman di dalam
Al-Qur’an al-Karim,
“Tidak ada yang berputus
asa dari rahmat Rabb-
nya, kecuali orang-orang
yang sesat. ” (QS.Al-Hijr:
56)
Dosa besar selanjutnya
adalah merasa aman dari
azab Allah dengan tetap
terus melakukan
perbuatan-perbuatan
maksiat. Allah ta’ala
berfirman, “Tiada yang
merasa aman dari azab
Allah kecuali orang-orang
yang merugi. ” (QS Al-
A’raf: 99)
Berikutnya adalah dosa
membunuh. Karena,
membunuh berarti
melenyapkan nyawa dan
meniadakan sesuatu yang
ada. Selanjutnya adalah
dosa zinah, karena zinah
menyebabkan campur
aduknya nasab.
Berikutnya adalah minum
khamar, karena khamar
menghilangkan akal.
Berikutnya adalah
kesaksian palsu, dan
dosa-dosa besar lainnya
yang jelas dan tampak
bahayanya. Termasuk ke
dalam kelompok dosa
besar pula adalah
bermain judi, mencuri,
mencaci maki para
pendahulu yang saleh,
berbohong di dalam
sumpah, dan berbuat
kerusakan di muka bumi.
Setiap dosa yang agama
dengan keras
mengancamnya dengan
siksa, atau bahayanya
sedemikian jelasnya,
maka itu adalah dosa
besar.
Wallahu Tabaraka wa
Ta ’ala A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar